Rabu, 16 Januari 2013

Sembat Sungai Tanang (1915)


Sungai Tanang. Mungkin sebagian dari kita mengenalnya dari suara Cik Uniang Elly Kasim. Babendi-bendi ka Sungai Tanang....aduhai sayang....singgahlah mamatiak bungo lambayuang....Tapi dimanakah tepatnya nagari yang dijadikan lagu itu?

Clue-nya ada di lagu ini : Janiah aianyo Sungai Tanang, minuman urang Bukiktinggi....Nah, ketahuan. Kalau airnya diminum orang Bukittinggi, artinya Sungai Tanang ada di Bukittinggi atau dekat-dekat situlah.

Seratus! Sungai Tanang berada di hinterland Bukittinggi, tepatnya di kecamatan (dahulu Kelarasan)  Banuhampu, Agam. Kalau kita dari arah Padang menuju Bukittinggi, sampai di Simpang Padang Luar kita berbelok ke kiri -arah Maninjau- kira-kira 1 km. Sampailah sudah di nagari Sungai Tanang. Tepat di kaki Gunung Singgalang.

Untuk mengetahui betapa tanang dan janiah-nya air di Sungai Tanang, lihatlah foto koleksi KITLV bertahun 1915 diatas. Pepohonan sampai membayang di permukaan air yang tenang dan tidak beriak. Terbayang betapa beningnya. Dan sejuknya (baca: dingin). Brrrr.....

Perkara kata-kata minuman urang Bukiktinggi, sampai sekarang air dari Sungai Tanang memang masih menjadi sumber utama PDAM Kota Bukittinggi. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Bukittinggi, maka kebutuhan air bersih makin meningkat. Artinya pasokan air dari Sungai Tanang juga mesti ditingkatkan. Maka muncul istilah di masyarakat sekitar Sungai Tanang bahwa lah kariang banda sajak aia dibaok ka Bukiktinggi. Perkara kebenarannya tidak pernah ada penjelasan resmi dari pihak yang berkompeten tentang hal ini.

Oke. Itu soal Sungai Tanang. Terus di judul ada kata Sembat. Apa itu? Sembat adalah ucapan orang-orang dulu untuk menyebut bahasa Belanda zweembad. Artinya kolam renang. Bahasa lokalnya adalah pemandian.

Foto diatas adalah foto pemandian Sungai Tanang yang sangat terkenal dari jaman Belanda sampai kira-kira awal 80-an. Waktu itu sangatlah ramai pemandian ini, terutama di akhir pekan. Sayang sekarang tidak terdengar kabarnya lagi. Ambo terakhir kesana pada tahun 90-an sudah tidak terawat. Sayang sungguh sayang.....:(

4 komentar:

  1. Apa ada foto kondisi zweembad ini sekarang da ? Atau memang sudah habis dimakan zaman ?

    Salam dari rantau, acok acok lah updating blog ko, paubek ati takana kampuang :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bung Usman,

      Sembat ini kabarnya akan difungsikan lagi oleh Pemkab Agam. Tapi kabanyo ka kabanyo juo baru...:)

      Salam baliak dari kampuang. Acok-acoklah jalang kampuang tu. Beko diambiak urang hehe

      Hapus
  2. Sembat tu Lah mati bna kini da
    Partai tuo nyo ndak sejalan jo pemda nyo
    Lah banyak eceng gondok nyo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ndak sejalan soal apo tu ilham theboystronk?

      Hapus

Kronik PRRI (Bagian 6: Wind of War)

Sebelumnya di Bagian 5: PRRI 16 Februari 1958: Presiden Soekarno kembali dari Jepang Presiden Soekarno mempercepat masa istirahat 40 harinya...