Minggu, 16 Juni 2013

Pembongkaran jembatan KA Limbanang (1935)


Semula ambo menyangka foto ini adalah foto pembangunan jembatan KA jalur Payakumbuh - Limbanang. Ternyata setelah ambo patut-patut benar alias patuik-patuik bana, teks fotonya menyatakan bahwa ini adalah kodak pembongkaran jembatan KA ke Limbanang. Bukan pembangunan!

Dalam foto terlihat jembatan itu sudah tinggal tonggak-tonggaknya saja. Sedangkan baja pelengkung dan pengaku-nya sudah tangga alias lepas. Pekerjaannya hanya dengan alat bantu sederhana yaitu katrol. Bayangkan berapa banyak tenaga kerja untuk mengangkat potongan-potongan baja itu. Tapi tenaga kerja pada saat itu tentu lah tidak menjadi masalah. Murah dan banyak: anak jajahan. Semurah dan sebanyak bantalan kayu kelas I yang menjadi penyangga tengah jembatan dalam foto. Kalau sekarang tentu perlu uang banyak untuk memperoleh kayu sebanyak itu.

Why? Itulah pertanyaan pertama yang muncul di kepala ambo. Karena dari apa yang ambo baca, jalur ini baru selesai dibangun pada akhir 1920. Jalur ini rencananya sampai ke Manggani yang diketahui mempunyai deposit emas di dalam buminya. Namun ternyata hanya terealisasi sampai ke Limbanang. 

Sampai beberapa detik yang lalu ambo masih beranggapan bahwa jalur KA Payakumbuh - Limbanang tidak aktif karena berakhirnya masa kolonial Belanda. Tapi foto ini bercerita lain. Foto ini bertahun 1935. Artinya  saat itu baru 15 tahun sejak jalur ini selesai dibangun. Belanda pun masih berkuasa. Artinya lagi, yang me-non aktif-kan jalur ini adalah Jawatan Kereta Api Hindia Belanda sendiri. Sekali lagi, why?

Bergegas ambo membongkar koleksi perpustakaan pribadi ambo yang super lengkap: internet. Dengan segala keywords dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Belanda tetap tidak membantu menemukan jawaban pertanyaan ambo. (Atau keywords-nya kurang tepat, mungkin? :))

Adakah yang bisa membantu? Whyyyy...?

(Sumber: KITLV)

2 komentar:

  1. kalau tidak salah awalnya akan di buka jalur ke limbanang. dek ado penemuan tambang ameh di daerah sinan namun baru berjalan beberapa tahun bulando mambarantian proyek tambang ameh tu, mungkin dek sumber ameh di daerah sinan alah abih akhirnyo jalanpun di tutuik ka sinan

    BalasHapus
  2. ambo raso gitu lo sanak. karano SDA nyo la abis.

    BalasHapus

Kronik PRRI (Bagian 6: Wind of War)

Sebelumnya di Bagian 5: PRRI 16 Februari 1958: Presiden Soekarno kembali dari Jepang Presiden Soekarno mempercepat masa istirahat 40 harinya...