Pagi ini begitu membuka laman blog ini, ambo dapati deretan angka pada counter pengunjung sudah melewati angka 100.000 klik. Hhhhh, ambo menghela nafas. Tidak menyangka bahwa perjalanan blog ini menjadi sedemikian jauh. Untuk sebuah blog yang hanya dibuat secara iseng-iseng dengan topik yang sangat spesifik pula, bagi ambo angka seratus ribu klik adalah sebuah prestasi yang sangat-sangat-sangat luarrrr biasa. Terimakasih tentunya buat dunsanak pembaca semua.
Selain itu, dari flag counter yang ambo pasang di blog ini dapat juga kita melihat sampai dimana sebenarnya rantau urang awak itu. Kalau bahasa yang sedang nge-trend sekarang ini: diaspora. Artinya kurang lebih penyebaran. Ya, merantau itu.
Sepertinya setiap putra Minang memang memahami penuh makna pantun Karatau madang dihulu/Babuah babungo balun/Marantau bujang dahulu/Dirumah paguno alun. Lihatlah jembrengan diaspora para putra Bundo yang meng-klik blog kita ini. Seluruh dunia.
Tapi tunggu dulu. Apa bisa dijamin bahwa semua yang meng-klik blog ini orang Minang? Ambo pastikan: ya. Argumennya sederhana saja. Siapa lagi yang tertarik membaca sejarah usang suatu bangsa kalau tidak bangsa itu sendiri. Kecuali sejarawan, ya. Dan sejarawan juga tidak banyak jumlahnya.
Secara persentase seperti dibawah ini.
Di posisi puncak tentu Indonesia (34,2%). Selanjutnya diikuti Amerika (12,3%), Belanda, Jerman, Perancis dan Inggris. Ada juga Kanada (no. 10) dan Italia (no. 14). Ini tidak mengherankan, karena negara-negara ini adalah negara-negara tujuan utama para mahasiswa asal Indonesia dalam menuntut ilmu, baik S1, S2, S3 maupun post-doc. Dan diantara mereka pasti banyak yang merupakan keturunan minang.
Yang menakjubkan bagi ambo adalah negara-negara Eropa Timur. Ceko, Rusia, Bulgaria dan Rumania adalah jawaranya. Persentase kunjungan mereka sangat tinggi, termasuk negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Latvia, Estonia, Lithuania dan Belarusia. Apakah mungkin para pengunjung dari Eropa Timur ini bagian dari mahasiswa yang tidak pulang akibat peristiwa G.30.S dulu? Ataukah mereka bagian dari para pekerja migas yang memang produktif di Eropa Timur? Yang jelas, terlihat bahwa Eropa Barat dan Eropa Timur sudah lanyah oleh anak-anak Minang. Termasuk Eropa Utara yang membeku. Bahkan Islandia yang sudah dekat kutub pun tak luput didatangi.
Khusus untuk Amerika Serikat yang jumlah kunjungannya nomor dua setelah Indonesia, dari 51 negara bagian tercatat hanya 11 negara bagian yang tidak muncul di catatan blog ini. Tapi ambo yakin itu bukan berarti di 11 negara bagian itu tidak ada anak minang. Hal itu karena masih ada kunjungan yang tidak teridentifikasi oleh sistem karena sesuatu dan lain hal. Jumlahnya juga cukup signifikan. Bisa jadi salah satu atau salah duanya dari antara yang 11 itu.
(Sumber: Flagcounter.com)